Minggu, 26 Mei 2013

Kamu Dimana, Aku Rindu!


                                                                                                      Kelas Fisika, 26 Januari 2013
            Untuk Tuan yang selalu menghamburkan konsentrasiku seperti hamburan partikel alfa saat menembus lempengan emas
Hangat sinar matahari pagi terurai menjadi spectrum warna-warni menembus kaca kelasku, sangat menyilaukan pandangan mata yang sejak tadi berusaha konsentrasi mengikuti pelajaran Fisika. Otakku masih memikirkanmu, apa kamu juga sedang memikirkanku sekarang? Apa gesekan magnetis yang kuatur dengan voltase tertentu bisa membuatmu selalu memikirkanku setiap detiknya? Atau bumi yang tiba-tiba kehilangan gaya gravitasinya hingga membuat mimpiku berterbangan tak tahu arah? Banyak pertanyaan pagi ini, yang mungkin tak bisa dijawab oleh guru Fisika sekalipun.
            Jika aku masih tak bisa berkonsentrasi dalam pelajaran Fisika, itulah saat sosokmu merasuk dan menguasai otakku.
                                                                                                    Ulangan Fisika, 19 Maret 2013
            Bahkan saat aku ingin benar-benar konsentrasi Fisika kamu tak mau pergi dari pikiranku
Untukmu yang tak pernah berhenti memenuhi setiap memori di otakku. Semua kebersamaan kita masih rapi kusimpan, meski terukir dari pesan singkat. Begitu singkat, begitu melekat kehangatanmu selalu menghangatkan hariku yang beku. Kamu masih seperti dulu, dengan senyum menawan tanpa polesan. Aku senang bisa menikmati manisnya senyummu meski terhalang layar handphone.
Aku menghela nafas panjang dan melanjutkan konsentrasi untuk pelajaran Fisika. Masih mencoba berkonsentrasi memahami Fisika, bayangmu semakin mendesak konsentrasiku setiap detik yang berganti menjadi menit. Aku berjuang melawan bayanganmu yang mulai menguasai otakku setiap menit dan kini berganti jam. Nyatanya, kamu tak benar-benar pergi dari otakku.
                                                          Selamat Ulang Tahun ke-19 Sayang, 6 April 2013
Aku tak pernah melupakan hari ulang tahunmu, kamu tahu
Aku bahagia melihatmu dirimu semakin dewasa, tapi aku juga takut kedewasaan membuatmu semakin jauh dariku. Kamu marah padaku ya saat aku lupa pada ulang tahunmu? Maafkan aku, andai kamu mengijinkan aku bercerita, andai kamu bisa sejenak berhenti dari kesibukanmu untuk memahamiku disini.
11.29
Selamat Ulang Tahun Sayang, aku bahagia melihatmu membuka usia baru. Aku selalu mendoakanmu, semoga aku selalu menjadi sebab mengapa kau tersenyum hari ini dan juga esok. Maaf aku tak bisa menemanimu disana, bukan karena egoku, tapi aku masih ingin mengejar cita-citaku disini. Kamu baik-baik disana, kejarlah cita-citamu, dan jangan lupakan pegang teguh cintamu seperti aku yang selalu memperjuangkanmu dari sini.” Aku sudah mengetik pesan ini dan ingin kukirimkan untukmu tepat pukul 00.00 karena aku ingin menjadi pertama dan satu-satunya. Mataku begitu berat, menunggu 1menit tidaklah mudah mata yang lelah terkuras energinya seharian ini. Aku terlelap, tanpa ku kirimkan pesan itu padamu.
09.30
Bel istirahat meneriaki guru Fisika yang sejak tadi asik menerangkan untuk segera menyudahi pelajaran, sementara aku yang masih saja memikirkanmu dengan (terpaksa) melepaskan sejenak ingatanku padamu. Beliau sibuk membereskan buku-bukunya, dan aku melayangkan kembali ingatanku padamu Tuan, jika kukirim pesan itu sekarang pun percuma, seseorang gadis disana pasti sudah terlebih dulu mengucapkan selamat ulang tahun padamu. Berat hati, kuurungkan niatku.
            Aku tahu, kamu sangat berharap aku segera ingat hari apakah ini? Iyakan? Sudah berkali-kali kubilang padamu, aku selalu merekam dengan baik apa yang kamu tulis meski tak pernah kamu katakan langsung padaku.
            “Selamat Ulang Tahun ya.”
            Aku masih mengingat betapa terkejutnya dirimu saat pesan itu kamu baca. Maaf aku membuatmu kecewa dengan jawabanku yang kubilang alarmku berbunyi memperingati ulang tahunmu. Halo Tuan, andai kamu tahu, aku tak pernah menghidupkan alarm saat sekolah. Jangan kecewa, aku tak benar-benar membuatmu kecewa. Aku hanya ingin membuatmu terkesan dihari ulang tahunmu dengan caraku sendiri. Jika aku tak berhasil menjadi yang pertama mengucapkannya, tapi aku bahagia aku berhasil menjadi orang paling menyebalkan di hari ulang tahunmu.
                                                                     Kerapuhanku di batas senja, 26 Mei 2013
            Aku ingin membawa bayanganmu kembali ke masalalu, saat kamu dan aku menjadi kita yang dulu
            Seperti sinar matahari yang selalu rapuh di batas senja memudar seiring bergantinya detik detik waktu, itulah aku. Sinarmu kini tak sehangat tadi pagi, selalu membiarkanku menggigil di malam kelam. Aku masih menyimpan sejuta rindu akan dirimu yang hadir di pagi hari.
            Kamu yang dulu, selalu punya kehangatan memelukku meski tanpa dekapan tangan yang saling melekat. Punya cara sendiri menjawab seribu tanya yang tak bisa kujawab sendirian. Walau hanya melalui pesan singkat aku bisa merasakan hadirmu begitu dekat disisiku. Tuan, sadarkah? Kamu yang kini, sudah jauh berjalan dariku. Hingga aku tak bisa menemukan sosokmu.
            Seseorang yang dulu kukenal sebagai calon ahli computer yang masih semester 3
            Kamu adalah yang pertama. Pertama kali mengajariku mengungkapkan rindu melalui tulisan, dan aku sangat bahagia kala itu. Kamu adalah yang pertama. Pria pertama yang mengajariku rasa khawatir yang berlebihan ketika pesanku tak kunjung kamu balas. Kamu adalah yang pertama. Pria yang mengajariku arti setia, meski kesetiaanmu selalu kautujukan pada setiap wanita. Kamu pria pertama yang berhasil memecahkan konsentrasiku saat pelajaran Fisika. Seseorang yang pertama kali, mengajakku terbang lalu menjatuhkan begitu saja tanpa rasa iba.
Untukmu, pria yang saat ini terpisah ratusan kilometer denganku
            Kamu masih ingat awal perkenalan kita? Jelas kamu tidak ingat. Kamu terlalu banyak mengingat wanita lain yang memenuhi hatimu saat ini. Ingatkah hari ini dimana kita yang 5bulan lalu dekat harus berjauh-jauhan seperti sekarang? Apa kamu tak merasakan rindu kebersamaan kita dulu? Bukan maksudku melemparmu kembali ke masalalu kita, seperti hal yang selalu kujelaskan aku hanya ingin membuatmu nyaman bukan tertekan.
            Beberapa minggu ini, kecemasan terus memburu hatiku. Terus mencari sosokmu yang dulu, penuh kehangatan, selalu membuatku nyaman. Kamu berubah menjadi seseorang yang tak lagi kukenal, dimana kamu sembunyikan dirimu yang dulu? Aku tidak ingin lagi mengenal sosokmu yang sekarang. Aku masih mengharapkanmu kembali, bolehkah? Aku masih menunggumu hingga kamu kembali lagi, cukupkah? Aku masih menyelipkan namamu dalam rapalan doaku, pantaskah?
            Aku rindu sapaanmu setiap pagi saat kubuka handphone pertama kali, aku rindu cara bercandamu yang sedikit kuno tapi mengesankan itu. Aku rindu saat kita saling memahami bahasa daerah masing-masing antara Jawa dan Sunda. Semua terasa lucu saat aku mencibirmu dengan bahasa Jawa tapi kamu tak tahu artinya. Aku rindu kamu yang dulu selalu menghamburkan konsentrasiku saat pelajaran Fisika. Apa kau tak rindu sayang? Apa kamu lebih merasa nyaman dengan dirimu yang sekarang? Kembalilah, aku menunggu kepulanganmu. Juga sapaanmu yang dulu. Kamu dimana, aku rindu!
                                                                                                Dari seseorang yang sangat merindukan dirimu yang selalu memenuhi otaknya saat jam Fisika
Yang sedang berusaha menerima semua tak seperti dulu
Yang sedang berusaha menerima dirimu yang baru
Kalau kamu masih kamu yang dulu
Aku tak perlu mencemaskanmu sajauh ini
Sedalam ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar